Forum Keberagaman Nusantara (FKN) Resmikan Rumah Keberagaman
Forum keberagaman Nusantara Provinsi Jawa Barat (FKN) resmikan Rumah Keberagaman di Padepokan Parukuyan Bandung (11-mei 2025) . Ketua Umum FKN Pusat, Tuanku Alamsyah Arif Rahmansyah Marbun hadir bersama jajarannya Erbe Sentanu, Wulandari Sawitri, Isfandiari Mahboeb, Rusdi Ali Hanafiah, Aulia Marbun dan Romb, disambut Abah Yon Suparman, pimpinan Padepokan sekaligus Ketua FKN Jabar.
Peresmian secara simbolis dilakukan Ketua Umum beserta jajaran Pengurus Pusat. Rumah Keberagaman merupakan salah satu program utama dari Forum Keberagaman Nusantara untuk mendorong bangkitnya nilai nilai luhur bangsa yang menjadi jati diri dan akar bangsa indonesia.
Menjelang sore hari, dihadiri ratusan budayawan, komunitas, pihak kepolisian dan pejabat setempat. “Lahirnya rumah Keberagaman ini bersamaan dengan acara Ruwat Bumi 2025 di Padepokan ini,” bangga Abah Yon. “ Momen bersejaarah karena di Padepokan inilah pertama sekali diresmikan Rumah Keberagaman. Insya allah, akan lahir lagi rumah rumah keberagaman di provinsi lainnya,” jelas Bang Arif Marbun. “Saya bangga menjadi bagian dari FKN. Moga rumah keberagaan ini membawa manfaat yang besar menciptakan Indonesia yang harmoni dalam ke aneka ragaman yang ada,” tambah Lutfi Hakim, ketua Forum Betawi Betawi Rempug yang juga anggota dewan pembina DPN FKN. “Budaya adalah kekuatan bangsa, merupakan akar yang menjamin lestarinya NKRI,” tambah Abah Yusuf Bachtiar pimpinan Kabuyutan Dayeuh Luhur-Pakarang Adat, Jawa Barat. Ketua Umum Pandawa Ruslan, SH yang juga Ketua FKN Sumatera Utara menambahkan, Rumah Keberagaman menjadi salah satu wadah untuk kita bersilaturahmi dengan lintas Suku, Etnis maupun Agama untuk mendorong lestarinya Budaya nusantara.
Acara berlangsung meriah dari pagi hingga puncak ruwatan di malam hari. Hadir penggiat budaya dari Jawa Barat, Lampung, Kebumen , Betawi, Papua, Sulawesi, Padang, Madiun, Madura, Mereka menampilkan penampilan mulai tarian daeran sampai atraksi debus. Malamnya digelar doa bersama lintas agama dan acara inti ruwat bumi ditutup dengan momen rebutan hasil bumi.