Lebak, -- Ramainya isu dugaan pungutan liar (pungli) yang dikaitkan dengan pelaksanaan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) di Kabupaten Lebak membuat keresahan di tengah masyarakat. Isu itu bahkan dikhawatirkan dapat mencederai kepercayaan publik terhadap program yang sebenarnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Cahaya Akar, Desa Gubugan Cibeureum, Kecamatan Maja, Muhamad Yusup, akhirnya angkat bicara. Ia dengan tegas membantah tuduhan yang beredar dan menyebut isu tersebut tidak sesuai fakta di lapangan.
“Isu yang beredar belakangan ini jelas merugikan. Seolah-olah program P3TGAI diwarnai pungutan liar, padahal kenyataannya tidak ada praktik semacam itu. Semua anggaran dipakai murni untuk pembelian material dan pengerjaan sesuai RAB,” ujar Yusup.
Ia menegaskan bahwa program P3TGAI bukan milik kelompok tertentu, melainkan milik masyarakat. Karena itu, setiap tahapan pengerjaan dilakukan secara terbuka dengan melibatkan anggota kelompok serta pengawasan dari berbagai pihak, termasuk Tim Pendamping Masyarakat (TPM) yang direkrut langsung oleh Balai.
“Dari awal kami sudah terbuka. Pekerjaan dikelola secara gotong royong, diawasi berlapis, dan bisa dipantau oleh siapa saja. Kalau ada pihak yang meragukan, silakan datang langsung ke lokasi pekerjaan. Kami tidak menutup diri,” tambahnya.
Meski kecewa dengan isu liar yang beredar, Yusup mengaku tetap menghargai perhatian masyarakat dan berbagai elemen yang mengawasi jalannya program. Menurutnya, kritik adalah bagian penting dari kontrol sosial yang harus disambut sebagai bentuk kepedulian.
“Kami terbuka dengan kritik, tapi harus obyektif dan berdasarkan fakta. Jangan sampai tuduhan tanpa bukti justru menimbulkan keresahan dan memicu ketidakpercayaan masyarakat terhadap program yang sebenarnya bermanfaat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Yusup mengingatkan bahwa program P3TGAI telah menjadi salah satu penopang penting bagi petani di Kabupaten Lebak, terutama dalam menjaga kelancaran distribusi air untuk pertanian. Jika isu-isu yang tidak berdasar terus bergulir, dikhawatirkan dapat mengurangi semangat gotong royong petani dalam membangun dan merawat irigasi.
“Program ini hadir untuk kesejahteraan petani. Jangan sampai dicederai oleh isu yang tidak jelas asal-usulnya. Mari sama-sama menjaga kepercayaan publik agar P3TGAI benar-benar memberikan manfaat besar bagi masyarakat,” tegasnya.
Dengan pernyataan ini, Muhamad Yusup berharap publik kembali percaya bahwa P3A Cahaya Akar dan kelompok P3A lainnya di Kabupaten Lebak tetap berkomitmen menjalankan program secara transparan, akuntabel, dan sesuai aturan.
“Kami ingin masyarakat tahu, tidak ada yang disembunyikan. Semua berjalan sesuai mekanisme, dan kami siap diawasi kapan saja. Tujuan kami hanya satu: memastikan air mengalir lancar ke sawah petani demi masa depan yang lebih baik,” pungkasnya.
(Juli/red)