Pemanfaatan Ruang Terbatas dalam Kawasan Industri untuk Ketahanan Pangan Keluarga Melalui Metode Hidroponik

Detikrakyat.com
Selasa, 25 November 2025, 17.04.00 WIB Last Updated 2025-11-25T10:04:24Z













Cilegon — Warga yang tinggal di kawasan industri Samangraya RT 05, Kota Cilegon, kini mulai menggagas gerakan ketahanan pangan keluarga berbasis hidroponik sebagai jawaban atas minimnya lahan hijau dan meningkatnya kebutuhan sayur untuk konsumsi sehari-hari. Keterbatasan ruang bukan lagi menjadi alasan untuk tidak menanam; justru menjadi pemicu kreativitas warga dalam memanfaatkan setiap sudut yang tersedia.


Warga Samangraya RT 05 menginisiasi program pemanfaatan ruang sempit melalui budidaya sayuran hidroponik yang dapat dilakukan di halaman depan, teras kecil, dinding samping rumah, hingga sudut-sudut bangunan yang sebelumnya tidak terpakai. Hidroponik dipilih sebagai metode bercocok tanam tanpa tanah dengan memanfaatkan air bernutrisi, yang sangat ideal untuk lingkungan padat.


Melalui sistem ini, berbagai jenis sayuran seperti kangkung, sawi hijau, selada, dan pakcoy mulai dibudidayakan secara mandiri oleh banyak rumah tangga di lingkungan tersebut.


Gerakan ini dilakukan oleh warga Samangraya RT 05, dipimpin oleh pengurus RT, dan terbuka untuk kolaborasi bersama perusahaan-perusahaan yang beroperasi di kawasan industri sekitar. Warga dari berbagai kelompok usia mulai dari ibu rumah tangga, pemuda, hingga anak-anak ikut berpartisipasi dalam merawat tanaman, merakit instalasi, hingga memanen hasilnya.


Ke depan, RT berencana bekerja sama dengan perusahaan sekitar melalui program CSR untuk menyediakan peralatan hidroponik, pelatihan teknis, serta dukungan pembangunan kebun hidroponik komunal.


Program ini berlangsung di pemukiman kawasan industri Samangraya RT 05, Cilegon, sebuah wilayah yang umumnya memiliki rumah berdekatan dan ruang terbuka hijau yang sangat terbatas. Lingkungan industri yang identik dengan padatnya bangunan kini bertransformasi dengan hadirnya deretan tanaman hijau yang menghiasi rumah warga.


Gerakan ini mulai berkembang dalam beberapa bulan terakhir, ketika warga semakin merasakan tingginya ketergantungan pada pasokan pasar dan fluktuasi harga sayuran yang sering tidak menentu. Momen ini menjadi titik awal bagi warga untuk mencoba alternatif yang lebih mandiri dan berkelanjutan.


Alasan utama munculnya gerakan ini adalah tingginya kebutuhan sayur harian rumah tangga serta ketergantungan total pada pasar dan warung di sekitar kawasan industri. Ketika harga melonjak atau suplai terganggu, keluarga kecil menjadi pihak pertama yang merasakan dampaknya.


Hidroponik dipilih karena:

- tidak memerlukan lahan luas,  

- mudah dirakit menggunakan bahan sederhana seperti pipa paralon atau botol plastik,  

- hemat air dan lebih bersih dibanding metode tanah, dan  

- cocok untuk lingkungan padat.


Selain manfaat ekonomi, hidroponik juga memberikan nilai pendidikan, mempererat hubungan sosial antarwarga, serta menyumbang penghijauan mikro di lingkungan industri.


Warga menerapkan berbagai model hidroponik sederhana, di antaranya:


- Sistem vertikal menggunakan rak atau botol bekas  

- Instalasi paralon sebagai media tanam di depan atau samping rumah  

- Mini green house bagi warga yang memiliki sedikit ruang lebih  

- Sistem wick (sumbu) untuk pemula yang ingin memulai dengan biaya rendah


Air nutrisi dibuat dengan konsentrasi sederhana yang dipelajari melalui pelatihan internal RT. Setiap rumah mengelola tanamannya masing-masing, dan sebagian hasil panen yang berlebih dibagikan kepada tetangga atau dijual dengan harga terjangkau.


Hasil dari sistem ini memang belum sepenuhnya memenuhi seluruh kebutuhan dapur, namun mampu mengurangi pengeluaran harian dan memberikan rasa aman karena tersedianya sayuran segar di rumah sendiri.


Gerakan hidroponik ini menghasilkan berbagai dampak positif:

- Kemandirian pangan keluarga: warga tidak sepenuhnya bergantung pada pasar.  

- Penghematan ekonomi: beberapa rumah mencatat penurunan biaya belanja sayuran harian.  

- Pendidikan bagi anak-anak: mereka mengenal proses tumbuh tanaman sejak awal.  

- Pemberdayaan ibu-ibu dan pemuda: menjadi kegiatan produktif dan positif di lingkungan padat industri.  

- Penghijauan lingkungan: rumah-rumah yang semula tampak gersang kini lebih estetis dan sejuk.


Pengurus RT 05 menargetkan program ini menjadi gerakan besar “Satu Rumah Satu Instalasi Hidroponik”. Dengan dukungan perusahaan sekitar melalui CSR, warga berharap dapat membangun kebun hidroponik komunal yang bisa menjadi pusat edukasi sekaligus sumber pangan alternatif bagi seluruh warga.


Gerakan warga Samangraya RT 05 membuktikan bahwa ketahanan pangan tidak harus menunggu lahan luas. Cukup dengan tekad dan kreativitas, ruang sekecil apa pun bisa menjadi sumber kehidupan.


Red

Komentar

Tampilkan

  • Pemanfaatan Ruang Terbatas dalam Kawasan Industri untuk Ketahanan Pangan Keluarga Melalui Metode Hidroponik
  • 0

Terkini